David : Yamin Pandai Berkelit
https://pustokum.blogspot.com/2015/12/david-yamin-pandai-berkelit.html
 |
| sebelum diskusi, membaca Yasin terlebih dahulu dipimpin oleh saudara Said |
Muhammad Yamin, tokoh hukum dan aktivis pergerakan, mempunyai segudang karya, tidak akan pernah habis membicarakannya. Dia memang orang yang cerdas, karena rasa cintanya terhadap buku dan pengetahuan.
Kecerdasannya dalam filsafat, sejarah, sastra dan hukum ia tampakkan ketika dirinya diadili, akibat penolakannya terhadap perjanjian Linggar Jati. Dirinya dengan terang-terangan menolak perjanjian itu, karena dirasa tidak mencerminkan semangat 100 % merdeka yang di dengung-dengungkan oleh Tan Malaka.
Akibat tindakannya itu, Yamin diseret ke meja pengadilan. Dia dituduh memberontak. Tidak Yamin jika tidak pandai berkelit dalam menghadapi tuntutan jaksa agung pada waktu itu. Yamin menggunakan ilmunya dalam melakukan pembelaan (pledoe). Pledoi Yamin yang terangkum dalam bukunya yang berjudul “Sapta Dharma” memberikan gambaran sempurna bahwa Yamin merupakan sosok intelektual yang cerdas dalam dunia hukum dan filsafat.
 |
| Suasana santai saat diskusi |
Yamin tidak diam saja dalam menghadapi tuntutan Jaksa, dirinya malah menyerang balik Jaksa penuntut karena banyak kesalahan prosedur dalam penangkapan. Bukan hanya itu saja, dalam Pledoinya, Yamin mampu mengurai Undang-Undang dengan pisau analisis filsafat demokrasi dan konstitusi. Bahkan, dalam membuat pledoi, dirinya juga membandingkan sistem hukum Indonesia, dengan Prancis, Belanda dan Amerika.
“Yamin dalam pledoinya mampu mensistematiskan pasal-pasal dengan filsafat dan konstitusi, terutama mengenai konstitusi” ujar David. Yamin pada saat itu menghadapi tuntutan makar, tetapi Yamin menolak kalau perbuatannya itu dituduh sebagai perbuatan makar, karena dirinya beranggapan tindakannya adalah cerminan dari demokrasi itu sendiri, sedangkan Indonesia memang menganut faham demokrasi.
tulisan diatas merupakan rangkuman Ngaji Muhammad Yamin yang diadakan pada tanggal 08 Desember 2015 di Markas Pusat Studi Tokoh Pemikiran Hukum (PUSTOKUM). Ini adalah kegiatan rutin yang diadakan satu minggu sekali. (admin)
