Mr. R. Sundoro Budhyarto Martoatmodjo, Pejuang Kemerdekaan dan Pendidik Tiga Zaman


Mr. R. Sundoro Budhyarto Martoatmodjo, sebuah nama yang mungkin terdengar asing bagi kebanyakan orang, bahkan orang hukumpun (praktisi/akademisi) belum tentu mengetahuinya, padahal Budhyarto adalah salah satu tokoh hukum yang dimiliki Indonesia, salah satu advokat generasi pertama. Beberapa peristiwa nasional tak sedikit melibatkan dirinya baik pra kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan. Dalam buku ini menggiring pembaca untuk menyelami masa lampau dan mengarungi kisah hidup sang pejuang kemerdekaan dan pendidik tiga jaman dari lahir di lingkungan Keraton Mangkunegaran Solo, masa studi sampai memperoleh gelar Mr. (Meester in de rechten), menjadi advokat pembela kaum tertindas, pendiri BPTGM (Balai Pergoeroean Tinggi Gadjah Mada) yang menjadi cikal bakal perguruan tinggi ternama di Negara ini yaitu UGM, berkiprah di KNIP, hingga mengabdikan dirinya untuk kemanusiaan di PMI.
Budhyarto, yang apabila dilihat berwajah garang dan sangar dengan jenggot tebal menghiasi janggutnya namun sebenarnya adalah sosok yang penuh kasih sayiag, lembut dan rendah hati. Apabila berada didekatnya maka hawa-hawa kedamaian seakan memancar dan menyelimuti sekitar. Kemanusiaan adalah denyut nadi Budhyarto, saat menjadi advokat ia sering membela kaum pribumi yang notabene kebanyakan adalah orang tidak punya, ketika mendirikan BPTGM peserta perkuliahan bukan hanya mahasiswa namun juga pendengar dimana mahasiswa adalah orang yang ketika telah menyelesaikan studi akan memperoleh ijazah sedangkan pendengar adalah para pemuda pribumi yang mengikuti perkuliahan dan tidak mendapat ijazah, jiwa kemanusiaan Budhyarto tak hanya sampai disitu, sampai akhir hayatnya ia mengabdikan hidupnya di PMI (Palang Merah Indonesia), ketika masih aktif di PMI ia mendirikan Unit Transfusi Darah di Jakarta yang sebelumnya dikenal dengan Lembaga Transfusi Darah Budhyarto yang menjadi embrio Unit Transfusi Darah lainnya di Indonesia bahkan 2 tahun setelah meninggal keluarga Budhyarto menyumbangkan Mobil Transfusi Darah untuk PMI yang kemudian juga menjadi cikal bakal transfuse darah keliling, itu membuktikan bahwa orang-orang disekitar Budhyarto tertular virus baik kemanusiaan.
Tanpa menyandang gelar pahlawan nasional karena begitu banyak jasanya terhadap negeri ini bukan berarti menghambat kita untuk tidak meneladani pemikiran dan sifat-sifat baiknya. Semoga dengan terbitnya buku ini akan memberikan inspirasi positif bagi kita semua. (Admin)


Related

Hot News 4250870141040537252

Posting Komentar

emo-but-icon

WELCOME

NEWS

Kurikulum Sekolah Muhammad Yamin

Hot in week

Arsip

Kuliah Progresif

Alamat

item