Mufti : "Muhammad Yamin, Pejuang Bahasa Persatuan"



Ibnu Mufti Sedang Memaparkan Materi Diskusi
Muhammad Yamin mempunyai peran penting dalam memperjuangkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan. Tanpa dia, mungkin bahasa Indonesia tak akan semaju sekarang ini. Yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Diskusi rutin 'mengaji Muhammad Yamin' kembali diadakan oleh Pusat Studi Tokoh Pemikiran Hukum (Pustokum) pada Selasa malam (15/12) di Tebet, Jakarta Selatan. Hadir dalam diskusi tersebut para aktivis dari Permahi dan HMI.
Pada diskusi kali ini membedah naskah pidatonya yang disampaikan dalam pembukaan Kongres Bahasa Indonesia di kota Medan pada tanggal 28 Oktober 1954, yang berjudul "Pertumbuhan Bahasa Indonesia dalam Abad Proklamasi." Waktu itu ia menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. "Yamin adalah orang paling awal yang memperjuangkan bahasa Melayu (yang kemudian menjadi bahasa Indonesia) sebagai bahasa persatuan. Tercatat dialah yang pertama kali membudayakan bahasa Melayu di majalah Jong Sumatranen Bond, melalui puisi yang dipublikasikan di majalah tersebut. Lalu, diikuti oleh Armine Pane dll." Kata Mufti mengawali pengantar diskusinya.
Fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai alat pemersatu. Begitu menurut Yamin. Dalam naskah pidatonya ia menulis, "Perkembangan bahasa Indonesia adalah berdjalin dengan perkembangan perdjuangan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia ternjata mempunjai gaja untuk mempersatukan Bangsa Indonesia jang tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. Semangat kebangsaan mendapat kedudukan sebagai alat ruhani jang sesuai dengan irama perdjuangan bangsa."
Namun demikian, kritik terhadap Yamin adalah ia tak konsisten dengan aturan bahasa itu sendiri. Sebagai seorang sastrawan ia seringkali terjebak pada pemakaian bahasa yang lebay yang tidak seharusnya ada. "Misalnya kata, 'di benua Asia Tenggara', yang terdapat dalam naskah pidato itu. Itu jelas tidak tepat. Seharusnya cukup ditulis Asia Tenggara saja. Tidak ada namanya benua Asia Tenggara. Yang ada hanya benua Asia." Kata Said, direktur Pustokum, mengkritisi. Tapi bagaimana pun juga, Yamin mempunyai saham yang besar terhadap tumbuh suburnya bahasa Indonesia. Di masa ia menjabat sebagai Menteri PPK itulah, Kongres Bahasa Indonesia ke-2 di Medan diselenggarakan yang memang berasal dari inisiatif pemerintah.
Suasana Kehangatan Setelah diskusi

Related

Materi Diskusi 7054449039655062374

Posting Komentar

emo-but-icon

WELCOME

NEWS

Kurikulum Sekolah Muhammad Yamin

Hot in week

Arsip

Kuliah Progresif

Alamat

item