Muhammad Yamin : Rumus Negara Unitaris = Revolusi Nasional + (Revolusi Politik + Revolusi Sosial)

Oleh : Muhtar Said
Sumber foto : satriaanggara112.blogspot.com

Yamin mempunyai rumus tersendiri dalam merencanakan penataan sistem ketatanegaraan Indonesia. Metode Yamin dalam menata sistem ketatanegaraan menggunakan rumus Revolusi nasional. Sebelumnya, yang dimaksud dengan Revolusi Nasional adalah perjuangan seluruh rakyat Indonesia untuk mempertahankan dan membela kedaulatan Republik Indonesia. Perjuangan ini dimulai sejak proklamasi yang diumumkan pada tanggal 17 agustus 1945 sampai dengan sidang Konstituante diadakan.[1] Jadi revolusi nasional ada batas waktunya, sehingga aktor-aktor penggeraknya bisa termotivasi untuk menyelesaikannya sesuai dengan perencanaan.

Fokus revolusi nasional pada awalnya lebih banyak menggunakan perjuangan fisik, perjuangan di medan pertempuran, karena ini terkait dengan mempertahankan dan membela kedaulatan Republik Indonesia yang baru saja lahir namun masih banyak negara yang tidak menginginkan Indonesia merdeka, sehingga mereka banyak mengirimkan tentaranya ke bumi nusantara untuk menjadikan Indonesia sebagai wilayah kolonialnya. Dengan keadaan yang demikian, maka tidak heran jika banyak pertempuran yang melibatkan rakyat Indonesia dengan pasukan para sekutu. Bagi Yamin merdeka 100% adalah hal yang mutlak, sehingga mengusir para tentara penjajah adalah jalan satu-satunya untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia.

Yamin merupakan konseptor ulung yang dimiliki oleh Indonesia, untuk itu dia tidak mau terjebak hanya untuk mengusir penjajahan saja, tetapi menata sistem ketatanegaran juga penting. Yamin menyadari betul, membangun negara tidak mungkin bisa tercapai melalui metode perang. Perang hanyalah alat untuk mempertahankan kemerdekaan, sedangkan untuk membangun negara supaya sesui dengan tujuan didirikannya negara, maka sistem negara juga perlu dirumuskan, karena berjalannya roda organisasi negara itu karena adanya sistem ketatanegaraan yang sesuai dengan kehendak rakyat dan letak geografis wilayah.

Jadi, ketika masa perang sudah selesai, pemerintah sudah siap untuk menjalankan roda pemerintahan, sehingga Indonesia juga tidak tertinggal jauh dengan negara lainnya. Yamin, meskipun dirinya tidak bisa merawat dirinya sendiri, karena Yamin dikenal dengan sosok yang kusut, rambutnya jarang disisir,[2] namun Yamin adalah seorang yang rapi dalam menyiapkan gerakan. Bisa jadi, badanya jarang dirawat karena waktunya ia habiskan untuk mengabdi pada negara, Yamin memang sosok penggila Indonesia.

Yamin selalu istiqomah dengan tujuan-tujuannya. Untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, Yamin selalu rapi dalam merencanakannya. Perilaku Yamin yang seperti ini, pernah ia laksanakan ketika Yamin memperjuangkan adanya bahasa persatuan untuk nusantara, karena dengan bahasa yang sama, maka akan mempermudah melaksanakan kordinasi, sehingga kemerdekaan mudah tercapai, karena masing-masing suku merasa disatukan lewat bahasa, dengan kata lain bahasa adala pemersatu  rakyat Nusantara, karena di bumi nusantara ini, terdiri dari banyak suku yang bahasanya berbeda-beda. Yamin selalu istiqomah dalam mengusulkan bahasa persatuan, ini ia lakukan sejak dirinya masih aktif di organisasi Jong Sumatra Bond, hingga perjuangannya itu terealisasi pada sumpah pemuda.

Bagi Yamin, proklamasi adalah pertanda gerakan revolusi nasional dimulai. Meskipun demikian, jentik-jentik semangat revolusi nasional bisa muncul karena adanya peristiwa yang terjadi di luar tanah nusantara, yakni adanya peristiwa jatuhnya bom nuklir di bumi Hirosima, Jepang. Peristiwa tersebut mampu memecah konsentrasi negara Jepang. Bom nuklir yang meledak di Jepang, membuat kaisar Jepang merasa frustasi, dia bingung mau melanggengkan kekuasaan di tanah jajahannya atau membangun kembali negerinya sendiri.

Kejadian tersebut dimanfaatkan betul oleh para aktor perjuangan Indonesia,  Terutama oleh Yamin. Yamin terus mengajak koleganya untuk terus memekikan semangat kemerdekaan, karena inilah saatnya melepaskan diri dari belenggu Jepang.

Bangsa ini, sering merasakan sakit ketika Jepang menduduki Nusantara. Kekerasan-kekerasan yang dilakukan oleh Jepang kepada rakyat Indonesia sudah terlau banyak. Banyak, gadis-gadis Indonesia yang terampas kemerdekaan dan keperawanannya. Gadis Indonesia, dianugerahi wajah yang manis, karena kebanyakan berwajah sawo matang, manis jika dipandang dan mempunyai sifat lugu. Sifat lugu yang dimiliki oleh gadis-gadis Indonesia (dulu), membuat tentara Jepang tertarik, kemudian banyak diantara mereka yang dijadikan alat pemuas nafsu para tentara Jepang. Kisah ini dicatat oleh maestro sastra Indonesia Pramodya Ananta Toer lewat novelnya yang berjudul “Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer”.[3]

Masih banyak lagi penindasan-penindasan yang dilakukan oleh Jepang kepada pribumi di tanahnya sendiri. Sehingga peristiwa jatuhnya bom atom ke kota Hirosima Jepang secepat mungkin dimanfaatkan oleh para pejuang Indonesia untuk merumuskan rencana revolusi nasional dan tanggal 17 Agustus 1945 dijadikan start awalnya.

Gerakan revolusi nasional merupakan gambaran umum yang dilontarkan oleh Yamin karena untuk mencapai itu maka pemerintah Indonesia juga harus menjalankan Revolusi Politik dan revolusi sosial. semua itu dilakukan untuk mendukung terbentuknya sistem ketatanegaraan Indonesia yang berbentuk Republik Unitaris (Kesatuan) Indonesia. Jadi kalau digambarkan dalam sebuah rumus, maka  Republik Unitaris Indonesia = Revolusi Nasional + (Revolusi Politik + Revolusi Sosial).

Revolusi Politik dan Sosial

Revolusi politik dan revolusi sosial, harus berjalan secara beriringan karena kedua revolusi tersebut menginginkan 3(tiga) tujuan yaitu, pertama rakyat Indonesia berdiri tegak atas tujuan Indonesia merdeka yang penuh. Kedua bertekad mendirikan negara kesatuan dan negara kerakyatan, yang berupa Republik Indonesia menurut hukum dasar. Dan ketiga  Menyusun pemerintahan bagian Pusat, Daerah dan bagian persekutuan desa.[4] Mari kita urai satu persatu tiga tujuan revolusi politik dan sosial.

1.      Rakyat Indonesia berdiri tegak atas tujuan Indonesia merdeka yang penuh

Untuk menciptakan negara Indonesia yang berdaulat penuh dibutuhkan semangat yang tinggi, seperti asap lava gunung merapi yang mampu “menyentuh” ruang-ruang langit. Semangat harus terus dikobarkan sampai dengan tercapainya tujuan merdeka 100%. Untuk bisa mencapai merdeka 100%, Yamin berguru dan menggunakan cara-cara Tan Malaka, Sang maestro pergerakan Indonesia.

Massa aksi adalah setrateginya Tan Malaka untuk mencapai merdeka 10%. Massa Aksi, adalah judul karya (porposal) Tan Malaka, yang inti isinya adalah untuk mencapai tujuan merdeka 10%, maka seluruh komponen masyarakat Indonesia harus bersatu dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berjuang sampai titik penghabisan, revolusi butuh tumbal, itulah hukum revolusi.

Rakyat dan pemerintah Indonesia tidak boleh takut kalah karena rakyat Indonesia diuntungkan oleh posisi medan perang.  Rakyat Indonesia beruntung berjuang di rumahnya sendiri, sehingga lebih menguasai medan pertempuran daripada musuh yang datang dari luar. Begitu juga dengan jumlah personel, rakyat Indonesia lebih banyak daripada tentara musuh.

Perjuangan fisik rakyat Indonesia juga harus dibarengi dengan propaganda-propaganda yang jitu. Hal ini dilakukan, supaya perjuangan bangsa Indonesia juga bisa didengar oleh masyarakat internasional. Dalam kampanyenya itu, lebih ditonjolkan, bahwa yang berjuang adalah masyarakat sipil, yang bahu membahu dan merelakan darahnya demi mempertahankan tanah kelahiran. Masyarakat sipil berjuang hanya menggunakan semangat dan bambu runcing. Jadi yang terdengar oleh masyarakat internasional adalah ketidakseimbangan senjata, bambu runcing versus senjata canggih.

Isu bambu runcing versus senjata canggih akan memunculkan rasa iba dari masyarakat Internasional terhadap perjuangan rakyat Indonesia. Sehingga isu ini akan membuat masyarakat Internasional memberikan bantuan moril, bantuan itu bisa berupa demontrasi yang menentang penjajahan dan lain sebagai.

2.      Bertekad mendirikan negara kesatuan dan negara kerakyatan, yang berupa Republik Indonesia menurut hukum dasar.

Yamin beranggapan, berdirinya Republik Indonesia adalah buah dari sintesis politik yang dilahirkan oleh massa aksi. Dulunya, para pejuang (pra) kemerdekaan selalu bertarung di medan perang, itu semua hanya untuk membebaskan tanahnya dari belenggu penjajah. Selain itu, Republik Indonesia adalah keinginan rakyat Indonesia sejak lama, Yamin menceritakan, Unitarisme Indonesia Raya itu dikampanyekan oleh para angkatan 1928, kemudian dilanjutkan oleh para cendekia Partai Indonesia pada kongresnya di Kota Surabaya tahun 1933.

Republik Indonesia juga terinspirasi dari karya agung Tan Malaka yang lahir pada tahun 1924 yang berjudul “Menuju Republik Indonesia”. Jadi negara Indonesia yang berbentuk republik merupakan suatu keharusan yang harus diterapkan dalam menata sistem ketatanegaraan Indonesia. Beberapa dasar mengenai Republik Indonesia tersebut telah menguatkan Yamin, bahwa sistem Republik merupakan sistem yang diidam-idamkan oleh rakyat Indonesia secara keseluruhan, karena sistem republik telah dibahas sejak lama, sehingga lebih matang daripada sistem yang lainnya.

3.      Menyusun pemerintahan bagian Pusat, Daerah dan bagian persekutuan desa.

Untuk menguatkan sistem unitaris maka dibutuhkan pemerintahan yang hirarki. Pemerintahan pusat, Pemerintahan daerah dan perkumpulan desa. Herarki pemerintahan yang seperti itu mutlak diterapkan, ketika ingin melihat negara unitaris berfungsi dengan baik.

Model seperti ini sesungguhnya agak menyulitkan, karena sejarah pemerintahan di Nusantara itu terdiri dari berbagai kerajaan, yang mana raja adalah penguasa tertinggi. Membalikan pemikiran masyarakat mengenai raja bukanlah penguasa tertinggi adalah suatu hal yang sulit. Untuk itu dibutuhkan wacana-wacana sosial kepada masyarakat. Wacana- wacana sosial yang seperti itu oleh Yamin disebut sebagai revolusi sosial, karena harus dilakukan dengan cepat namun harus dilakukan dengan damai. Revolusi sosial diarahkan untuk menyakinkan kepada raja-raja supaya tunduk pada pemerintahan Indonesia.

Bagi Yamin, revolusi sosial telah berjalan dengan lancar. Yamin memberikan contohnya, yakni kerajaan Surakarta. Kerajaan Surakarta adalah salah satu kerajaan yang terkena dampak gerakan revolusi sosial karena dengan adanya pemerintahan yang berbentuk unitaris ini, maka kekuasaannya harus dikurangi. Hal ini dilakukan untuk mendukung sistem unitaris. Meskipun kekuasaannya sudah dikurangi, kerajaan Surakarta masih diberikan kewenangan untuk memimpin masyarakatnya, namun hanya sebatas tentang adat dan budaya, sehingga legitimasi keberadaan seorang raja masih ada di mata masyarakat. Yang dikurangi adalah terkait dengan permasalahan sistem adminitrasinya, karena Surakarta juga akan mempunyai seorang pemimpin yang akan menjalankan tugas dan fungsi negara di tingkat Kota Surakarta.

Yamin beranggapan, dengan adanya revolusi sosial (dengan contoh penundukan diri kerajaan Surakarta kepada Pemerintaha Republik Indonesia), maka juga bisa dikatakan, feodalisme telah digantikan dengan sistem demokrasi, karena feodalisme adalah simbol dari masyarakat yang menganut sistem kerajaan, sedangkan kerajaan sudah tunduk pada pemerintah Indonesia. Untuk itu, hukum yang dibuat oleh negara-pun tidak pandang pilih, raja dan rakyat posisinya sama, tidak dibeda-bedakan dalam hukum. Padahal dulunya, seorang raja itu berhak membuat hukum semaunya.


Salam Takdzim

Muhtar Said
Peneliti Pusat Studi Tokoh Pemikiran Hukum






[1] Muhammad Yamin. Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia. Penerbit Djambatan, Jakarta 1952, hlm 3
[2] Baca “Penggila Indonesia yang Dihujat dan Dipuja” Majalah Tempo edisi Muhammad Yamin, 18 Agustus 2014.
[3] Dalam novel tersebut diceritakan, pemerintah Jepang, akan menjanjikan perempuan-perempuan Indonesia akan disekolahkan di Jepang, namun kenyataannya, mereka banyak dijadikan gundik-gundik tentara Jepang. Banyak juga perempuan-perempuan yang sudah “diambil” oleh Jepang tidak kembali lagi ke pangkuan orang tuanya, alias hilang.
[4] Ibid Muhammad Yamin. Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, hlm 18

Related

Hukum 2515638037509743583

Posting Komentar

emo-but-icon

WELCOME

NEWS

Kurikulum Sekolah Muhammad Yamin

Hot in week

Arsip

Kuliah Progresif

Alamat

item