Sekolah Pemikiran Yamin : Yamin, Agama dan Negara

Ibnu Mufty, saat presentasi
Yamin, sosok yang kontroversial, namun dia adalah tokoh revolusioner dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yamin, lahir dari keluarga yang mempunyai basis agama Islam yang kuat, namun dia merupakan pemikir yang pluralis. Artinya tidak memaksakan Indonesia sebagai negara Islam, karena dirinya mengetahui masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, terdiri banyak agama.

“bagi Yamin, negara ibarat seorang ayah bagi banyak agama, sehingga negara menjadi simbol pemersatu”, ujar Ibnu Mufti, yang juga sebagai narasumber dalam sekolah pemikiran Muhammad Yamin.

Pemikirannya yang pluralis tercermin dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945, dimana dia memberikan penjelasannya mengenai dasar negara. Peri –Ketuhanan adalah azas negara Indonesia.

“Tuan Ketua! Sampailah saja kepada saat untuk membitjarakan dasar-dasar Negara Indonesia Merdeka jang lain. Kita madjukan tiga dasar dari peradaban kita, jang berhubungan langsung dengan pembentukan negara. Sebelumnja kita berpindah ke soal itu, maka lebih dahulu kita sekali lagi jakinkan, bahwa bangsa Indonesia jang akan bernegara merdeka itu ialah bangsa jang beradaban luhur, dan peradabanja itu mempunjai Tuhan Jang Maha Esa. Oleh sebab itu, maka dengan sendirinya kita insjaf, bahwa Negara Kesedjahteraan Indonesia Merdeka itu akan berke-Tuhanan. Tuhan akan melindungi Negara Indonesia Merdeka itu”.

Filsafat merupakan ilmu yang disukainya, bahkan Yamin belajar di sekolah hukum, karena di dalam fakultas hukum ini ada mata kuliah filsafat. Filsafat membentuk dirinya menjadi orang yang bersifat revolusioner, mempunyai visi.  Pikiran-pikiran kritis sering terlontar lewat kata-katanya, melawan kebijakan yang dirasa menindas.



Related

Kegiatan 7301830068957832738

Posting Komentar

emo-but-icon

WELCOME

NEWS

Kurikulum Sekolah Muhammad Yamin

Hot in week

Arsip

Kuliah Progresif

Alamat

item