Sekolah Pemikiran Yamin : Yamin, Agama dan Negara
https://pustokum.blogspot.com/2015/04/sekolah-pemikiran-yamin-yamin-agama-dan.html
Ibnu Mufty, saat presentasi |
Yamin, sosok yang kontroversial, namun dia adalah tokoh
revolusioner dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yamin, lahir dari keluarga
yang mempunyai basis agama Islam yang kuat, namun dia merupakan pemikir yang
pluralis. Artinya tidak memaksakan Indonesia sebagai negara Islam, karena
dirinya mengetahui masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, terdiri
banyak agama.
“bagi Yamin, negara ibarat seorang ayah bagi banyak agama,
sehingga negara menjadi simbol pemersatu”, ujar Ibnu Mufti, yang juga sebagai
narasumber dalam sekolah pemikiran Muhammad Yamin.
Pemikirannya yang pluralis tercermin dalam pidatonya pada
tanggal 29 Mei 1945, dimana dia memberikan penjelasannya mengenai dasar negara.
Peri –Ketuhanan adalah azas negara Indonesia.
“Tuan
Ketua! Sampailah saja kepada saat untuk membitjarakan dasar-dasar Negara
Indonesia Merdeka jang lain. Kita madjukan tiga dasar dari peradaban kita, jang
berhubungan langsung dengan pembentukan negara. Sebelumnja kita berpindah ke
soal itu, maka lebih dahulu kita sekali lagi jakinkan, bahwa bangsa Indonesia
jang akan bernegara merdeka itu ialah bangsa jang beradaban luhur, dan
peradabanja itu mempunjai Tuhan Jang Maha Esa. Oleh sebab itu, maka dengan
sendirinya kita insjaf, bahwa Negara Kesedjahteraan Indonesia Merdeka itu akan
berke-Tuhanan. Tuhan akan melindungi Negara Indonesia Merdeka itu”.
Filsafat merupakan ilmu yang disukainya, bahkan Yamin
belajar di sekolah hukum, karena di dalam fakultas hukum ini ada mata kuliah
filsafat. Filsafat membentuk dirinya menjadi orang yang bersifat revolusioner,
mempunyai visi. Pikiran-pikiran kritis sering
terlontar lewat kata-katanya, melawan kebijakan yang dirasa menindas.
ngeriii puoolllll.....
BalasHapus