Soepomo, Pasca Proklamasi
https://pustokum.blogspot.com/2016/09/soepomo-pasca-proklamasi.html
Proklamasi.
Jadi puncak perjuangan bangsa. Seokarno didampingi Hatta membacakannya di
hadapan rakyat Indonesia. struktur pemerintahan-pun dibentuk. Menteri Kehakiman
adalah jabatan yang harus diurusnya. Ia diangkat pada tanggal 19 Agustus 1945.
sumber foto |
Maestro.
Sang konseptor. Adalah nama yang pantas disandangnya. Banyak lembaga yang
melibatkan dirinya, baik sebagai penasehat ataupun sebagai pejabat. Begitulah
Soepomo. Walaupun sering digunakan, ia tetap membumi. Layaknya padi yang sudah
berisi, semakin bersisi padi itu semakin menunduk.
Mengajar.
Adalah kewajiban. Mendidik penerus bangsa adalh kemulyaan. Ia tidak melupakan
kewajibannya itu, walaupun waktunya menjadi sempit, karena negara sering
menggunakannya. Itulah Soepomo, pandai mengatur waktu. Sehingga tugas-tugasnya
tidak tumpang tindih. Ia anggap tugas-tugasnya, baik sebagai dosen maupun
pejabat adalah amanah Allah yang tidak boleh ditinggalkan.
Pasca
Proklamis. Perjuangan masih berlanjut. Kenyamanan dan ketentraman hanya
sebentar. Sungguh kisah yang mendebarkan bagi para pejuang bangsa. Tidak pernah
merasakan kenyamanan dalam hidupnya. Selalui dikerubungi permasalahan, namun
ketabahan dalam menghadapi persoalaan patut dijadikan tauladan.
19
Desember 1945. Belanda menampakan hidungnya di Surabaya. Disusul kekasihnya,
sekutu. Lengkap sudah penderitaan bangsa ini. Gempuran meriam dan letusan
senapan terdengar dimana-mana. raktyat mulai resah.
Tidak
ingin ada pertumpahan darah, Soepomo berdiri digarda terdepan untuk melakukan
perundingan atau diplomasi. Diplomasi adalah perjuangan tanpa darah dan
senjata. Murni kecakapan otak. Perjanjian Renville, Perjanjian tiga negara dan
Belanda, Perjanjian Roem Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB) ia hadiri.
Membunuh
musuh adalah sifat pemikirannya. Ia gunakan alat-alat musuh bangsa. Hukum-hukum
belanda dan traktat Internasional digunakan sebagai senjata. Sungguh pemikiran
yang cerdik. Melawan dengan menggunakan senjata-senjata musuh.
Masa
perang dan perundingan-pun berakhir. Indonesia berdaulat sepenuhnya. Mengurusi
negeri sendiri untuk mencapai kejayaan. Walaupun demikian, Indonesia selalu melibatkan Soepomo untuk
merumuskan sesuatu. Panitia Pembentukan Karisidenan Irian Barat dibebankan
kepadanya. Irian Barat ia tangani dalam kurun waktu 1950-1954.